Tamanpule



Pura Taman Pule



Lokasi.

Pura Taman Pule terletak di Desa Mas kecamatan Ubud kabupaten Gianyar. Pada hari Saniscara kuningan tanggal 27 Desember 2014 saya menyempatkan diri tangkil di Pura Taman Pule.  Pada setiap Hari Raya Kuningan dan Manis Kuningan umat yang datang untuk bersembahyang, pemedek, banyak yang datang untuk menghaturkan sembah bakti kepada Ida betara sesuhunan yang bersthana di Pura Taman Pule ini. Yang datang umumnya adalah pratisentana Bandesa Manik Mas, namun banyak juga tangkil dari soroh yang lain.


Urutan Persembahyangan

Persembahyangan diawali di Pura Beji. Mengikuti anak tangga yang menurun, pemedek akan sampai di halaman Pura yang luas, dapat menampung tigaratusan pemedek. Pada hulunya terdapat sebuah pelinggih Padmasana yang dikitari oleh kolam.  Disamping kirinya, di seberang kolam, terdapat pelinggih  Ratu Ngurah Agung dan Gedong pelinggih Dewi Gangga Gayatri. Persembahyangan pertama dilaksanakan disini. Beberapa bangunan juga menghiasi halaman pura seperti  Bale Agung, Bale Angklung, dan Wantilan. Hari masih pagi namun saat itu halaman ini sudah penuh dipadati pemedek.
Melalui jalan memutar yang sedikit menanjak pemedek tiba di  Pura Anyar dimana terdapat sthana Dewata Nawa Sanga tempat persembahyangan yang kedua.

Selanjutnya persembahyangan ketiga di Jaba Jeroan  sthana Ratu Ngurah Agung.  Di sebelah kanannya, melalui pintu kecil, pemedek melanjutkan persembahyangan di Jeroan. Di sini terdapat beberapa bangunan pelinggih seperti pelinggih Betara Sri Sedana, pelinggih Merajan Betara Lelangit, dan pelinggih Rong Tiga Tripurasa. Persembahyangan keempat disini.
Keluar dari jaba jeroan, melalui jalan kecil melaweti parkir, sekitar duapuluhan meter,  persembahyangan dilanjutkan di Pura Kelembu. Pelinggih utama di sini adalah Padmasana dan Padmasari Penyawangan Betara Baruna. Juga terdapat mata air tempat Nunas Tirta Amerta.


Sekilas Sejarah

Mpu Jiwaksara mendapat tugas  dari  Ratu Tri Buwana Tungga Dewi  sebagai pemimpin di tanah Bali atas nama kerajaan Majapahit mendampingi Patih Gajah Mada. Tugasnya adalah  menata pemerintahan di Bali pada masa bali di bawah pemerintahan Majapahit dengan gelar Kiyai Patih Wulung. Dalam mengemban tugasnya, Ratu Tri Buwana Tungga Dewi berkenan memberi   sebuah permata yang bemama  Menawa Ratna. Kiyai Patih Wulung berkuasa penuh menjalankan pemerintahan   atas nama kerajaan Majapahit yang ketika itu berkedudukan di Gelgel.

Pada tahun 1350 masehi, setelah keadaan di Bali berangsur baik  maka Majapahit mengangkat Dalem Ketut menjadi raja Bali Dwipa berkedudukan di Samprangan Gianyar dengan gelar Dalem Sri Kresna Kepakisan.  Ki Patih Wulung tetap menjadi mangkubumi  beristana di Gelgel yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan.

Keinginan Dalem Sri Kresna Kepakisan mempersatukan Bali dan Pasuruan yang ketika itu diperintah kakak beliau Dalem Putu dan Dalem Made, membuat beliau memerintahkan pasukan perangnya untuk menyerang Pasuruan.  Yang menjadi panglima perang ditunjuk Kiyai Patih Wulung. Ada pesan, bhisama, beliau kepada Ki Patih Wulung agar dalam penyerangan itu jangan sampai kakak beliau terbunuh.

Dalam penyerangan itu Pasuruan ditaklukan, dan tak dapat dihindari, Dalem Putu dan Dalem Made pralaya. Hal ini menimbulkan kemurkaan Dalem.  Kiyai Patih Wulung ‘diusir’ dari Gelgel dan diberikan suatu daerah baru di Bali tengah yang sekarang terletak di Desa Mas. Itu terjadi sekitar tahun 1358 Masehi. Kepada Ki Patih diberikan sawah, ladang, dan prajurit secukupnya. Juga dianugerahi gelar Kiyai Gusti Pangeran Bandesa Manik Mas sampai seketurunannya. Demikianlah Kiyai Bandesa memimpin bumi mas secara turun temurun.


Putri  Kiyai Gusti Pangeran Bandesa Manik Mas II yang bernama Gusti Luh Nyoman Manik Mas Gumitir  dinikahkan dengan Danghyang Nirartha. Dari perkawinan ini  lahir Ida Bok Cabe atau Ida Putu Kidul yang dikemudian hari menurunkan Brahmana Mas. Pendirian Pura Taman dan Pura Buk Jambe terkait dengan kedatangan  Danghyang Nirarta di bumi mas.

  
Pada masa pemerintahan Kiyai Pangeran Bandesa Manik Mas VI, Bumi Mas diserang oleh pasukan kerajaan Sukawati. Dalam pertempuran hebat beliau terbunuh. Para pratisenana bandesa  meninggalkan bumi mas pergi ke daerah yang jauh untuk menghindari pengejaran dari pasukan Sukawati. Demikian pula nama bandesa manik mas ditanggalkan, nyineb wangsa, menggunakan mana samaran sesuai dengan tempat mereka menetap. Kebangkitan wangsa ini seiring berjalannya waktu.

Piodalan

Piodalan dilaksanakan pada setiap Redite Umanis Kuningan berdasarkan penanggalan bali.

Click here to Top Secret Fat Loss Secret


http://temple-in-bali.blogspot.com/




1 comment:

  1. Suksma Guru Gede, Sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan tiang...

    ReplyDelete